Senin, 20 Oktober 2014

SAN CAI 三 才 Tiga landasan dasar keimanan Agama Khonghucu

Oleh : Xs. Tjhie Tjay Ing

Kehidupan di semesta alam ini tidak lepas dari San Cai yakni adanya TIAN 天 Tuhan Yang Maha Esa Sang Khaliq, Di 地 Semesta Alam termasuk di dalamnya adalah Bumi dan Ren 人 segenap makhluk termasuk di dalamnya adalah manusia. Dengan landasan dasar keimanan ini timbul pertanyaan:
1. Bagaimana hubungan antara manusia dengan TIAN Tuhan Yang Maha Esa itu?
Cheng Xin Zhi 诚 信 之 atau Ajaran Iman yang Pokok Agama Khonghucu ialah
TIAN Ming Zhi Wei Xing 天 命 之 谓 性
Firman Tuhan Yang Maha Esa itulah yang dinamai Watak Sejati.
Shuai Xing Zhi Wei Dao 率 性 之 谓 道
Hidup mengikuti Watak Sejati itulah yang dinamai menempuh Jalan Suci.
Xiu Dao Zhi Wei Jiao 修 道 之 谓 教
Bimbingan membina diri menempuh Jalan Suci itulah yang dinamai Agama.
Qin Zai 钦 哉
Dipermuliakanlah.
Da Xue Zhi Dao 大 学 之 道
Jalan Suci yang dibawakan Ajaran Besar (Agama).
Zai Ming Ming De 在 明 明 德
Ialah didalam hal menggemilangkan Kebajikan.
Zai Qin Min 在 亲 民
Didalam mengasihi rakyat.
Zai Zhi Yu Zhi Shan 在 止 於 至 善
Didalam mencapai hentian di puncak baik.
Qin Zai 钦 哉
Dipermuliakanlah.
Wei De Dong Tian 惟 德 动 天
Hanya Kebajikan Berkenan kepada Tuhan.
Xian You Yi De 咸 有 一 德
Bersama milikilah yang satu: Kebajikan
Shan Zai 善 哉
Demikianlah yang sebaik-baiknya.
Karena itu hidup manusia adalah oleh Firman Tuhan dan Firman itu menjadi Watak Sejati manusia, dan karenanya manusia adalah pengemban Firman Tuhan yang wajib diamalkan dan dipertanggungjawabkan tetapi juga berarti manusia dikaruniai kemampuan menegakkan Firman dan menggemilangkan Kebajikan di dalam hidupnya.
Benih-benih Kebajikan yang terkandung di dalam Watak Sejati manusia di dalam Kitab Mengzi dijelaskan terkandung sifat-sifat Ren 仁 Cinta Kasih, Yi 义 Kebenaran, Li 礼 Susila, Zhi 知 Kecerdasan / Kearifan, keempat benih Kebajikan itu disebut Si De 四 德 (empat Kebajikan). Bila benih-benih Kebajikan itu benar-benar mampu terealisasikan dalam pengamalan disebut Xin 信 Dapat Dipercaya. Dan kelima nilai-nilai Kebajikan itu dinamai Wu Chang 五 常 atau Lima Kebajikan yang lestari.
Hubungan manusia dengan Tuhan agar beroleh harmoni, manusia wajib berupaya menegakkan Firman itu dan mengamalkan Kebajikan dalam hidupnya sebagai pernyataan Iman dan Ketaqwaannya; yaitu wajib Shun TIAN 顺 天 (patuh taqwa kepada TIAN) tidak Ni TIAN 逆 天 (melawan / melanggar hukum Tuhan) agar hidup ini terpelihara sejahtera dan tidak mengalami hal tidak diinginkan. Shun TIAN juga berarti Wei TIAN 畏 天 atau takut hormat akan keMaha Kuasaan Tuhan yang boleh membawa manusia beroleh suasana Le TIAN 乐 天 atau bahagia di dalam Tuhan bahkan mencapai kondisi Pei TIAN 配 天 serasi menyatu kepada Tuhan.

2. Bagaimana hubungan antara manusia dengan manusia?
Di dalam Kitab Zhong Yong XIX dijelaskan bahwa Dao atau Jalan Suci yang wajib dibina dan digenapi manusia dalam hubungan dengan sesama manusia disebut Wu Da Dao 五 达 道 atau Lima Jalan Suci yang harus ditempuh dalam hubungan bermasyarakat, yang disebut juga Wu Lun 五 伦 atau lima hubungan kemasyarakatan yaitu hubungan antara Raja dengan menteri atau pemimpin dengan pembantu Jun Chen 君 臣, orang tua dengan anak Fu Zi 父 子, Suami dengan isteri Fu Fu 夫 妇, kakak dengan adik Kun Di 昆 第 dan hubungan antara kawan dengan sahabat Peng You 朋 友. Agar hubungan itu bisa terjalin harmonis wajib dilaksanakan San Da De 三 达 德 atau Tiga Kebajikan untuk berhasil atau dengan mengamalkan Wu Chang 五 常 : Ren Yi Li Zhi Xin 仁 义 礼 智 信.
Untuk terlaksananya hal itu dengan baik, wajib selalu ingat akan prinsip Zhong He 中 和. Zhong bermakna dalam melaksanakan Wu Lun wajib diupayakan dapat Zhong atau tengah tepat artinya seluruh jalinan itu harus dilakukan secara tepat, benar dan semestinya. Dan dalam pelaksanaannya harus dijaga He atau harmoni sehingga tidak ada tindakan yang bersifat ekstrim yang mengakibatkan berbagai konflik. Di dalam Kitab Mengzi III A, 4: 8 tersurat “Hubungan kemanusiaan: antara orang tua dengan anak ada kasih (Qin 亲), antara pemimpin dengan pembantu ada kebenaran (Yi 义), antara suami dengan isteri ada pembagian tugas (Bie 别), antara yang tua dengan yang muda ada pengertian tentang kedudukan masing-masing (Xu 序), antara kawan dengan sahabat ada saling dapat dipercaya (Xin 信).” Agar semuanya itu dapat benar-benar Zhong He (Tengah Tepat dan Harmonis) maka wajib selalu diingat Jalan Suci Yang Satu Yang Menembusi Semuanya (Zhong Shu 忠 恕) atau Satya dan Kasih Tepasarira. Tiap perilaku wajib Satya kepada Fiman Tuhan (TIAN Ming) dan pelaksanaannya kepada sesama manusia wajib ada Kasih Tepasarira (Shu) apa yang diri sendiri tidak inginkan janganlah dilakukan terhadap orang lain, sebaliknya diri sendiri ingin tegak dan sukses hendaknya juga menyadari agar orang lainpun dapat tegak dan sukses dalam kehidupannya dan menghayati di empat penjuru lautan semua manusia adalah saudara.

3. Bagaimana hubungan manusia dengan alam dan lingkungan hidupnya?
Adanya hidup manusia tidak lepas daripada alam dan lingkungan yang menjadi pendukung kehidupannya. Karenanya manusia wajib menyayangi dan memiliki rasa tanggungjawab untuk kelestarian alam lingkungan hidupnya. Mengzi berkata: “Seorang Junzi kepada benda-benda dapat menyayangi (Ai 爱) tetapi tidak dapat berperi Cinta Kasih (Ren 仁) kepadanya. Kepada rakyat, ia dapat berperi Cinta Kasih tetapi tidak dapat mengasihi (Qin 亲) seperti kepada orangtuanya. Yang mengasihi orangtuanya akan dapat berperi Cinta Kasih kepada rakyat, dan yang berperi Cinta Kasih kepada rakyat akan dapat menyayangi benda-benda.” (VII A: 45) Untuk melaksanakan semuanya itu juga wajib berpegang kepada Zhong Shu, Satya dan bertanggungjawab menepati Hukum Tuhan atau TIAN LI 天 理 dan menyayangi (Ai 爱) demi kelestariannya. Sebagaimana diungkapkan di dalam Kitab Zhong Yong Bab Utama V. Bila dapat terselenggara tengah dan harmonis maka kesejahteraan akan meliputi langit dan bumi, segenap makhluk dan benda akan terpelihara.
Oleh karena itu di dalam Kitab Zhong Yong XXIV: 3 tersurat, “Iman itu bukan dimaksudkan selesai dengan menyempurnakan diri sendiri, melainkan menyempurnakan segenap wujud juga. Cinta Kasih (Ren 仁) itu menyempurnakan diri dan Bijaksana (Zhi 知) itu menyempurnakan segenap wujud. Inilah Kebajikan Watak Sejati (Xing Zhi De 性 之 德) dan inilah keesaan luar dalam daripada Jalan Suci. Maka setiap saat janganlah dilalaikan.”